Dari saya lahir, yaitu tahun 1994 sampai berumur 17 tahun belum pernah sekalipun saya melihat stasiun TV di Indonesia yang menayangkan sajian musik bergenre metal.
Kebanyakan dominasi musik melayu dan bahkan ada sebuah band rock yang memiliki nuansa cinta kental dan nada melayu yang sangat tidak cocok bagi saya untuk dicampuradukan. Para produser Major Label memang sedang gencar meraup keuntungan dari pemakaian RBT dari lagu band-band yang kualitas musiknya tidak jelas itu. Memang hidup di negara berkembang sangat sulit, sampai-sampai harus memonopoli industri musik agar kebutuhan finansial mereka terpenuhi.
Orang awam itu hanya tahu metal adalah sebuah genre musik yang dimainkan dengan kasar, acak-acakan, tidak jelas dan apalah yang mereka pikirkan. Sebenarnya metal itu definisi secara universal, yang mereka maksud kasar, acak-acakan dan tidak jelas mungkin adalah sub genre metal, death metal yang terdengar seperti suara drum yang asal dipukul atau grindcore. Tetapi death metal bagi saya sebuah genre musik yang pembawaannya sangat nyaman untuk didengar.
Metal itu bagi saya sendiri adalah sebuah genre musik bagi para makhluk biologis yang memiliki keinginan untuk kebebasan, tak ingin dikekang, berjiwa memberontak dan ingin melepaskannya dengan metal ini.
Bukan hanya metal Indonesia memiliki berbagai macam musisi dengan berbagai jenis musik yang sangat berbeda dan sangat beragam, tetapi buruknya media publikasi sangat tidak mendukung membuat beberapa musisi beranjak dari Indonesia, seperti The S.I.G.I.T. yang ditarik oleh produser di Australia dan merilis album disana, serta Mocca yang lebih terkenal di Jepang daripada di Tanah Airnya sendiri. Saya jadi teringat perkataan Indra Lesmana yang disunting oleh Jurnallica:
"Indonesia memiliki berbagai jenis musik, tetapi tidak memiliki tempat di media"
Pertamax...
ReplyDeleteKalo gitu ntar harus ada yang ngegempur lini depan musikalitas di indonesia dengan metal, gimana ??
hahaha...